Ali bin Abi Thalib pernah bertanya kepada para sahabat, “Siapakah orang yang paling berani?”, jawab mereka, “Engkau wahai Amirul Mukminin.”. Kemudian Ali berkata lagi, “TIDAK! Orang yang paling berani adalah Abu Bakar Ash – Shiddiq.”
Ali melanjutkan ceritanya:
Demi Allah, aku pernah melihat Nabi Muhammad dikeliingi sekumpulan kaum kafir Quraisy yang sedang menarik dan memukul baginda. Sementara itu kami mengintip dari jauh. Kemudian datanglah Abu Bakar mengusir orang-orang kafir tadi dan menghalangi mereka menyakiti Rasulullah. “Apakah engkau hendak membunuh orang yang mengatakan Rabbku adalah Allah!?“, teriak Abu Bakar. Mendengarkan hal itu, mereka meninggalkan Rasulullah dan Abu Bakar
Kemudian Uqbah bin Abu Mu’ith datang. Abu Bakar langsung dibantingnya ke tanah. Uqbah lantas membuka sandal dan memukul wajah Abu Bakar dengan sandal terus menerus sehinggakan wajah Abu Bakar jadi bengkak sampai tak diketahui lagi bentuk hidungnya. Mengalir darah dari wajah Abu Bakar, lalu ia pun pingsan!
Sejurus kemudian, datanglah kabilah Abu Bakar, Bani Tamim. Mereka membawanya ke rumah, dan menyangka Abu Bakar tidak akan mampu diselamatkan lagi. Mereka berkata kepada ibunya, “Jika dia hidup, maka berilah dia makan dan minum.” Setelah sadar, kalimat pertama yg keluar dari lisan Abu Bakar adalah, “Apa yg terjadi pada Rasulullah?” Ibunya yang waktu itu belum masuk islam menjawab, “Apakah kamu masih mengingatnya sedangkan keadaan kamu sudah begini?” Abu Bakar menjawab, “Demi Allah, aku tidak akan makan dan minum apapun hingga jiwaku merasa tenang dengan keadaan Rasulullah sekarang.” Abu Bakar meminta, “Pergilah ke tempat Ummu Jamil (Fatimah bunti Al- Khattab) dan buatlah diriku tenang dengan menanyakan khabar Rasulullah kepadanya.”
Si ibu pun pergi menemui Fatimah binti Al- Khattab. Waktu itu Fatimah binti Al- Khattab masih menyembunyikan keislamannya, puteri Al- Khattab kemudian berkata, “Demi Allah, aku tidak tahu tentang puteramu dan Muhammad, tetapi kalau engkau inginkan anakmu tenang, aku akan pergi bersamamu.”
Mereka berdua datang menemui Abu Bakar. “Apa yg terjadi atas Rasulullah?” tanya Abu Bakar. Fatimah menjawab, “Aku tidak mengetahui keadaan Rasulullah.” Abu Bakar lalu berkata lagi, “Jangan kuatir, ia adalah ibuku.” Fatimah lalu menjawab, “Dia baik-baik saja.” Abu Bakar berkata lagi, “Demi Allah, aku tidak akan makan dan minum sehingga aku melihat baginda sendiri!”
Kemudian mereka bertiga pergi menemui Rasulullah di rumah Al-Arqam bin Abi Arqam. Melihat keadaan Abu Bakar, Baginda merasa sangat hiba. Baginda memeluknya. “Demi Allah, wahai Rasulullah, aku tidak apa-apa, hanya wajahku saja yang luka,” kata Abu Bakar selepas melihat Nabi Muhammad merasa kasihan dan simpati padanya.
Melihat luka tersebut, Nabi pun merasa kasihan dan berdoa untuknya. Abu Bakar kemudian berkata ” Ya Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar dia memberikan petunjuk kepada ibuku!” Dengan keberkatan doa Baginda, ibu Abu Bakar lantas mengucapkan kalimah syahadah, “Asyhadu anlaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasuulullah.”
Demikianlah sepotong kisah indah akan keberanian Abu Bakar yang didasari cinta yang tulus dan teramat dalam kepada Nabi Muhammad saw. Semoga kita bisa meneladani beliau dan sahabat nabi lainnya serta memperoleh syafaat dari Nabi Muhammad karena kecintaan kita kepadanya.
0 komentar:
Posting Komentar